Sabtu, 29 November 2014

Dijual!! Sepasang landak mini. Buruaan, jangan ketinggalan gan!!!

Jenis Landak Jantan: Albino
Jenis Landak Betina: Salt n' Papper





Sepasang landak ini sudah 3x melahirkan. Harga sepasang landak ini 400k (+serbuk kayu, belum termasuk ongkir). Jika minat, silahkan hubungi 085742906063. Terimakasih.

Senin, 17 November 2014

Belajar menggambar





Aku (Trinanda) dan dia (Mirta)

"I don't care about what they say, I'm gonna marry you some day"
Social Distortion ~ Angel's wings






Muka Panda

Entah kenapa, dari beberapa hewan yang ada, saya memilih Panda

Shame

 Glared

Ababil

 Kali ini saya sebagai manusia yang bernama lengkap Trinanda Rizqi Abadi, biasa dipanggil Trinanda dan menamakan diri di jejaring sosial dengan nama trinandaMR (loh kok malah kenalan?) akan membahas tentang ABABIL. Ya, ABABIL! Bukan burung Ababil tentunya.

Pada tahun 2010/2011, banyak sekali remaja-remaja yang berpenampilan ala anak Punk. Selain dianggap keren, pada saat itu juga ada film yang berjudul 'Punk In Love'. Film ini benar-benar keren, karena bisa mendobrak jiwa remaja Indonesia. Saya adalah salah satu dari jutaan remaja yang berpenampilan PUNK!
Hati saya tetap punk, walau saya sudah tidak mengenakan pakaian punk lagi :)

Menginjak SMA, saya mulai mendalami sebagai pendaki gunung (salah satu hal yang paling saya inginkan sejak kecil). Itu semua berkat teman saya yang bernama Rizal Maulana. Gara-gara dia, saya jadi ketagihan naik gunung.Dan alhamdulillah baru 5 gunung yang sudah saya daki.





Pada intinya, jati diri tidak perlu dicari. Ia akan datang dengan sendirinya seiring waktu berjalan :)



Sabtu, 13 September 2014

Pendakian Gunung Slamet via Clekatakan



Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.
Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.

 Pagi yang cerah, aku dan teman-teman pendaki dari berbagai daerah berkumpul di Pasar Belik, Pemalang untuk menuju Gunung Slamet.

 

 Setelah cukup lama berkumpul, kami langsung menuju Basecamp sembari membuka jalur baru. Kami semua menaiki mobil pick up yang biasa untuk membawa sayuran



  Setelah semuanya siap, kami mulai berjalan menyusuri perkebunan warga. Dan setelah cukup lama berjalan, kami sejenak berisitirahat sembari menunggu teman-teman yang masih tertinggal.


  Setelah beberapa jam berjalan, akhirnya sampai juga di tengah hutan. Kami berfoto untuk melepas penat dan lelah.


 Pada akhirnya kami sampai pada pos terkahir, yaitu pos sebelum batas vegetasi



 Kami pun tidur dan berencana 'summit attack' pada pukul 3 dini hari untuk melihat SunRise. Akhirnya saya dapat melihat negeri dari atap jawa tengah. Aku melihat 4 gunung. Pada sisi timur terlihat Sindoro, Sumbing dan Prau. Pada sisi barat terlihat Ciremai


 Hampir sampai puncak, puncak ada di depan mata. Foto dulu hehe


Dan yap, akhirnya sampai puncak. Pucuk-pucuk ^^


 Cukup lama di puncak aku menikmati matahari terbit. Saatnya untuk turun :)



Menikmati kebesaran Allah pada negeri di atas awan 

 


 
 
 


Selasa, 09 September 2014

Pendakian (bersama) Gunung Ciremai via Linggarjati



Gunung Ciremai adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.
Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.
Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.

 Pada tanggal 24 mei, aku dan kedua temanku berencana mengikuti 'Pendakian Bersama Peduli Ciremai II'.  Kami yang diantar oleh orangtuaku, berangkat dari Kota Tegal saat pagi hari menuju Kuningan. Intinya, kami sudah sampai di Linggarjati (basecamp Gunung Ciremai)


Sebelum pemberengkatan, kami mau ngeksis dulu gan hehehe dan foto dulu bareng ortu :')



Karena ini pendakian perdana, aku merasa sangat lelah, ditambah lagi dengan diriku yang malas berolahraga hehe. Tapi aku masih penasaran akan pendakian ini.


 Malam pun tiba, saatnya mendirikan tenda. Sayangnya, aku dan teman-teman belum mempunyai alat camping yang lengkap. Maklum lah, namanya juga pemula :)

 Akhirnya kami lanjutkan perjalanan pada esok paginya. Yap, pada tanggal 25 mei 2013 setelah beberapa kali istirahat, puncak pun telah dipijak. Subhanallah, indah sekali ciptaan Allah. Itu membuat kami merasa lebih dekat dengan Tuhan. Dan kami pun bergegas untuk turun. Aku sama sekali kapok naik gunung. Tapi setelah turun, ada rasa ingin mendaki lagi menuju puncak-puncak yang belum dipijaki. Salam lestari :)




Minggu, 07 September 2014

Dunia

Di belakangku mereka berkata 
Di depanku mereka tersenyum 
Di sampingku mereka berbisik 
Di atasku mereka mengusik 

Ingin ku pergi dari dunia ini 
Bosan melihat mereka yang tak cepat mati 
Hanya bisa diam menahan emosi 
Sambil kecewa membawa belati 

Ah dunia... dunia... 
Selalu saja merepotkan 
Selalu saja diperebutkan 
Harus kemana lagi diriku jalan?

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Berikan Aku Mimpi

Malam ini sama 
Sunyi, sepi, dan membosankan 
Ku coba tuk tidur 
Berharap mimpi indah kan datang 

Aku selalu berdoa kepadaNya 
Supaya diberi mimpi itu 
Walau itu hanya sebuah mimpi 
Tapi itu membuatku nyaman 

Satu kali pun aku tak pernah 
Mungkin membuatku semakin resah 
Mimpi itu tak kunjung datang 
Sampai kau pergi menghilang

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Lihatlah

Mungkin aku lelaki pengecut 
Yang tak berani jujur melalui mulut 
Ku tulis pada sajak-sajak ini 
Supaya kau cepat mengerti 

Rasanya malas harus jujur padamu 
Mungkin karena terbiasa bercanda 
Jadi kau tak mungkin percaya 
Kau anggap biasa saja 

Coba lihat sajak-sajakku sebelumnya 
Mungkin kau tidak akan suka 
Tapi aku sudah berusaha 
Agar kau menyukainya

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Hitam Rasaku

Kau takkan tahu tentang diriku 
Yang selama ini mengharapkanmu 
Tak tidur hanya karena ingin menemanimu 
Jalan panjang ku lewati hanya untukmu 

Malam pekat bersama temanku 
Dingin masuk ke dalam dada 
Menelusuri gelapnya desa 
Itu semua hanya untukmu 

Mungkin ini kehendakNya 
Aku tak dapat berbuat apa-apa 
Ku berharap kau mengetahui 
Bahwa diriku tak sekedar bercanda

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Tau

Ku mencarimu di sela-sela waktu ini 
Tapi kau tak peduli 
Kau hanya menyenangkan diri 
Tak tau diriku hampir mati 

Ku tau aku orang asing 
Ku tau aku hanya sampah 
Mungkin diriku akan berhenti 
Takkan mengulangi hal ini

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Ingin

Aku tidak ingin mati muda 
Aku tidak ingin jadi budak raja 
Aku ingin kaya raya 
Aku ingin jadi pengusaha 
Aku ingin dipuja 
Aku ingin dicinta 
Aku ingin segalanya 
Tapi, aku lebih menginginkanmu!

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Sajak Tolol

Ku titipkan rindu ini pada hujan 
Pada petir, pada gemuruh langit 
Mungkin kau tak menggubris 
Bisa saja kau tertawa sinis 

Sering terpikir untuk berhenti 
Karena semua diatur emosi 
Entah kenapa banyak iblis menghalangi 
Menghalangi tuk berhenti disini 

Sajakku memang tolol 
Se-tolol cintaku padamu 
Entah kapan ku lewati 
Lewati angan-angan yang tak pasti

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Ramai Sepi

Tak seperti biasanya 
Hari ini sungguh berbeda 
Malam ini juga berbeda 
Tanpa kau yang ada disana 

Ramai para anak remaja 
Tertawa senang bahagia 
Tapi ku duduk disini 
Merasa sepi dan sunyi 

Malam ini begitu kelam 
Tanpa kau si nona malam 
Sepertinya kau sudah lupa 
Dengan diriku yang 'buta' 

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Harapan Kelabu

Kerongkongan ini sudah kering 
Rasanya rahangku mau copot 
Hanya terdengar suara bising 
Suara bising seperti robot 

Otakku sudah mulai lelah 
Akalku sudah mulai jenuh 
Memang Kau yang bijaksana 
Yang mengatur segalanya 

Berikanku sepercik harapan 
Jangan hanya memberi angan-angan 
Aku muak dengan semua ini 
Aku tidak ingin cepat mati 

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Bebas

Rencanaku sudah habis 
Akal-ku pun sudah menipis 
Bingung harus bagaimana 
Supaya menyadarkannya 

Semua tlah ku berikan 
Yang buruk ku sisihkan 
Banyak yang harus dipilah 
Supaya baik tanpa salah 

Sepertinya percuma saja 
Rencana pun sia-sia 
Dia tak menganggapku ada 
Aku hanya plankton di matanya 

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Menyeringailah

Aku tau aku berbeda 
Aku tau aku tak sama 
Aku sering memuja 
Tapi aku tak pernah dipuja 

Jalan pikiranku memang sempit, 
Sesempit mencari pekerjaan 
Hanya tawa yang aku dapatkan 
Hanya cemooh yang kalian berikan 

Jalan hidupku tak kalah sempit 
Sesempit lubang perawan 
Terbiasa kehilangan arah 
Sampai tubuh berlimur darah 

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Kumpulan Asap Pekat

Ramai kumpulan manusia 
Berteriak menyayat telinga 
Kumpulan asap dimana-mana 
Membuat sesak nafas di dada 

Dari segala penjuru 
Dari orang-orang tertentu 
Demi melihat yang dicintai 
Tidak takut akan mati 

Hitam ada dimana-mana 
Bagai iblis tak bertuan 
Mereka hanya manusia 
Tak takut akan kematian 

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi

Malam Hitam

Senjaku tlah dimakan sang waktu 
Malam gelap pun menghampiri 
Menambah redupnya hati ini 
Hanya rintik hujan yang menemani 

Dingin pun datang tanpa ijin 
Menambah resah tanpa arah 
Masuk dalam tulang keringku 
Menggerogoti saraf nadi ini 

Tak kuasa ku menahannya 
Hanya muncul angan-angan tak pasti 
Setiap detik silih berganti 
Lambat laun pasti mati 

Oleh: Trinanda Rizqi Abadi